Sepeninggalan sinuwun Panembahan Senapati/Danang Sutawijaya.
putra2 mendapat bagian masing2. Mas Jolang/ Sri Susuhunan Adi Prabhu Hanyakrawati
Senapati ing Alaga Metaram di nobatkan
menjadi raja Mataram, pangeran Puger kakak beliau menjadi Bupati di Demak.
Sedangkan Jayaraga/pangeran Barthothot sebagai bupati ponorogo bagian timur,
barbagi kekuasaan dengan Tumenggung Ranggawicitra II bupati Kota Lama Ponorogo
yang pengaruhnya masih dibawah Mataram yang konon juga terhitung cucu dari
sultan Pajang dari garis ibu
Ibu Tumenggung Ranggawicitra II kurang jelas sultan Pajang
siapa. Arya Pangiri atau Pangeran Benawa. Namun melihat hubungan dengan Mataram
kalau boleh berpendapat kemungkinan kakek beliau adalah Pangeran Benawa. Dimana
Pangeran Benawa berhasil naik tahta berkat bantuan Danang Sutawijaya.
Cerita antara Tumenggung Ranggawicitra II dan Jayanegara
berawal ketika terjadi perebutan kekuasaan dalam tubuh Mataram. Dimana Pangeran
Puger sbg Adipati Demak memberontak pada tahun 1602, Karena tidak puas akan
kedudukannya, Pemberontakan Pangeran Puger Jilid I ini dapat di tanggulangi 3
tahun kemudian. Setelah reda Pangeran Puger di skorsing oleh Mataram dan di
mutasi ke Pati.
terinspirasi dari pemberontakan kakaknya, Pemberontakan ke
II di dalangi oleh Pangeran Jayaraga/Mas Barthothot yang menjadi Bupati
Srigading Ponorogo. Sebelum memberontak Mas Barthotot untuk memantapkan hatinya
sebagai “calon” raja berganti nama menjadi JOYONEGORO. Namun sebelum
pemberontakan meletus, tahun 1607 atas laporan masyarakat, maka pemberontakan
ini dapat di cegah, yang membuat Joyonegoro di asingkan.
Ada dua versi yang berbeda mengenai dimana lokasi “pengasingan”
JOYONEGORO. Cerita lokal di dukung buku Babad Ponorogo mengatakan beliu di
asingkan, hingga akhir hayat dan di makamkan di Masjid Batu Gunung Loreng
Ponorogo. Sedangkan dari berita lain menyebutkan Joyorogo di asingkan di Masjid
Batu di Nusa Kambangan. Mana yang benar, kalau boleh memilih saya lebih sepakat
untuk ziarah di Gunung Loreng. Karena saya tidak ingin pergi ke Nusa Kambangan.
Sedangkan Tumenggung Ranggawicitra II sebabagai imbalan atas
kesetiaannya mendapatkan hadiah dari Prabhu Hanyakrawati, kapan beliau lengser
dan meninggal, tidak jelas, seperti umumnya di pesarean keluarga di Sentono
tidak memuat angka tahun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar