Minggu, 01 Maret 2015

JOYONEGORO



Sepeninggalan sinuwun Panembahan Senapati/Danang Sutawijaya. putra2 mendapat bagian masing2. Mas Jolang/ Sri Susuhunan Adi Prabhu Hanyakrawati Senapati ing Alaga Metaram  di nobatkan menjadi raja Mataram, pangeran Puger kakak beliau menjadi Bupati di Demak. Sedangkan Jayaraga/pangeran Barthothot sebagai bupati ponorogo bagian timur, barbagi kekuasaan dengan Tumenggung Ranggawicitra II bupati Kota Lama Ponorogo yang pengaruhnya masih dibawah Mataram yang konon juga terhitung cucu dari sultan Pajang dari garis ibu

Ibu Tumenggung Ranggawicitra II kurang jelas sultan Pajang siapa. Arya Pangiri atau Pangeran Benawa. Namun melihat hubungan dengan Mataram kalau boleh berpendapat kemungkinan kakek beliau adalah Pangeran Benawa. Dimana Pangeran Benawa berhasil naik tahta berkat bantuan Danang Sutawijaya.

Cerita antara Tumenggung Ranggawicitra II dan Jayanegara berawal ketika terjadi perebutan kekuasaan dalam tubuh Mataram. Dimana Pangeran Puger sbg Adipati Demak memberontak pada tahun 1602, Karena tidak puas akan kedudukannya, Pemberontakan Pangeran Puger Jilid I ini dapat di tanggulangi 3 tahun kemudian. Setelah reda Pangeran Puger di skorsing oleh Mataram dan di mutasi ke Pati.

terinspirasi dari pemberontakan kakaknya, Pemberontakan ke II di dalangi oleh Pangeran Jayaraga/Mas Barthothot yang menjadi Bupati Srigading Ponorogo. Sebelum memberontak Mas Barthotot untuk memantapkan hatinya sebagai “calon” raja berganti nama menjadi JOYONEGORO. Namun sebelum pemberontakan meletus, tahun 1607 atas laporan masyarakat, maka pemberontakan ini dapat di cegah, yang membuat Joyonegoro di asingkan.

Ada dua versi yang berbeda mengenai dimana lokasi “pengasingan” JOYONEGORO. Cerita lokal di dukung buku Babad Ponorogo mengatakan beliu di asingkan, hingga akhir hayat dan di makamkan di Masjid Batu Gunung Loreng Ponorogo. Sedangkan dari berita lain menyebutkan Joyorogo di asingkan di Masjid Batu di Nusa Kambangan. Mana yang benar, kalau boleh memilih saya lebih sepakat untuk ziarah di Gunung Loreng. Karena saya tidak ingin pergi ke Nusa Kambangan.

Sedangkan Tumenggung Ranggawicitra II sebabagai imbalan atas kesetiaannya mendapatkan hadiah dari Prabhu Hanyakrawati, kapan beliau lengser dan meninggal, tidak jelas, seperti umumnya di pesarean keluarga di Sentono tidak memuat angka tahun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar